Kamis, 26 November 2009

Wahai Dunia

Wahai Dunia, Wahai dambaan disetiap zaman, telah berjuang memperebutkanmu
sedemikian banyak pembesar dan Raja Raja, mereka menikmati keberhasilan dengan
kegembiraan. Dan telah berjatuhan sedemikian banyak para fakir miskin yang menetes
air liurnya melihat kenikmatan para raja dunia. Telah datang pula golongan hamba
yang shalih yang tak mau memperebutkanmu, mereka melupakanmu dan mencari
ridho Allah.

Wahai Dunia, tidaklah para raja, atau fakir miskin, atau bahkan orang-orang shalih itu
meninggalkanmu kecuali kau bekali 1 X 2 meter saja dari milikmu untuk lubang
kuburnya, hanya itulah yang kau berikan pada mereka, itulah kebaikanmu pada para
pecintamu atau mereka yang meninggalkanmu, sama saja, padahal para pecintamu
melupakan segala-galanya hanya untuk mendapatkanmu, namun tak satupun dari
mereka meninggalkanmu, selain hanya mendapatkan kuburnya saja, maka para
pecintamu meninggalkan harta untuk menjadi bahan perebutan dan percekcokan
antara ahli warisnya kelak, dan ia meninggalkanmu dibebani dosa, dan para hamba
Shalih mendapat tumpukan pahala.

Firman Allah: "Dan Kehidupan Dunia hanyalah panggung sandiwara dan
fatamorgana belaka"

Oh Saudara.., sadarlah.. aku dan engkau hanyalah satu sel dari 1 Milyar sel yang
terkumpul dalam beberapa tetes cairan kental yang mengalir dari dahsyatnya birahi
manusia sebelumku dan sebelummu. 1 Milyar sel itu bertebaran di vagina, berjuang
mencapai kehidupan alam rahim, maka 1 Milyar sel itu gagal kesemuanya, mereka
semua mati dan terbuang, hanya satu sel yang berhasil selamat ke alam rahim,
ITULAH AKU DAN ENGKAU, satu-satunya yang berhasil selamat dari 1 Milyar
saudaraku dan saudaramu yang musnah..

Aku dan engkaupun hidup bertebaran memenuhi bumi, lalu mati dan dibenamkan
dikubur, kubur kita yang harus dalam, agar bau busuk yang dahsyat kelak, tak terbaui
dan mengganggu manusia lain yang masih belum jadi bangkai seperti kita, aku dan
engkau akan sendiri, tak ada teman terdekat sekalipun yang mau menemani di kubur
kita, tak satupun dari mereka mau perduli terhadap hewan tanah yang menggerogoti
kita, lalu hewan tanah akan menggerogoti tubuh ini sedikit demi sedikit, berkeliaran di
paru-paru kita, dan mungkin menjadikan otak kepala ini sebagai tempat bertelur. Lalu
kita akan habis menjadi tulang, lalu habis lebur menjadi tanah.., musnah.., tak lagi
terlihat bentuk ini, tak lagi ada suara ini, wujud ini, semua habislah sudah begitu saja.
Wahai aku dan kalian, ingatlah bahwa maut membayangiku dan kalian lebih dekat dari
bayangan kita sendiri, dan ingatlah bahwa satu nafas kita adalah selangkah menuju
ajal.

Semoga bermanfaat untuk kita semua..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

keep posting... salam kenal sob... dan salam sukses

hasan asyari on 27 November 2009 pukul 07.29 mengatakan...

salam kenal juga,,
terima kasih atas komentarnya..

Posting Komentar

 

Followers

wolles world Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template